jam

Minggu, 17 Mei 2009

Permainan Tradisional Cocok Bagi Pengembangan Anak

Permainan tradisional sangat cocok bagi media pembelajaran pendidikan anak usia dini. Alasannya, permainan tradisional mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak menjalani kehidupan bermasyarakat.

Menurut Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal Regional I Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal Regional Departemen Pendidikan Na sional Haris Iskandar, Senin (15/12) di Bandung.

Menurut Haris, pihaknya berhasil menginden tifikasian 43 jenis permainan tradisional di Jawa Barat . Umumnya permainan dilakukan anak usia 6 12 tahun dan hanya 22 jenis permainan bagi anak 4 6 tahun.

Selain itu, penelitian yang dilakukan Komunitas Mainan Rakyat Jawa Barat, Hong, berhasil mengidentifikasikan 186 jenis permainan, khususnya daerah selatan dan tengah Jabar. Semuanya mengandung unsur filosofis tinggi tapi sangat disayangkan karena permainan tradisional mulai dilupakan. Beberapa jenis permainan tradisional itu adalah cinciripit, galah bandung , dan bebentengan .

Haris mengatakan dengan permainan tradisional anak-anak bisa mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, permainan tradisional bisa juga dapat mengembangkan aspek peng embangan moral, nilai agama, sos ial, bahasa, dan fungsi motorik.

Contohnya permainan congk lak. Selain belajar mengelompokan benda berdasarkan bentuk atau membedakan besar kecil, permainan yang dimainkan dua orang ini juga mengajarkan anak aspek sosial , emosional , dan mo ral agama yang tinggi, katanya.

Oleh karena itu ia memandang, permainan tradisional bisa menjadi sarana yang baik dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini. Salah satu yang ut ama mamapu memberikan unsur pendidikan pada anak dengan biaya murah dan hasil yang memusakan.

Hal yang sama dikatakan Rudi Co rens dari Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta. Menurutnya , permainan tradisional di Indonesia pada dasarnya hanya sedikit yan g menitikberatkan sekedar unsur relaksasi. Kebanyakan, permainan justru diarahka n sebagai aspek persiapan anak untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya. Banyak hal yang terkandung dala permainan tradisional seperti panutan hidup. Materi, proses, dan fungsi yang dimiliki maninan tradisional juga merupakan media yang tepat untuk belajar.

Lewat permainan tradisional, tidak perlu paksaan. Anak bisa bermain ceria. Setelah permainan usai, tanpa mereka sadari ada bekal yang didapatnya, ujar Rudi.

Menurut Menurut Mohammad Zaini Alif dari Komunitas Hong , ada banyak hal yang bisa diambil dari mainan tradisional. Permainan tradisional memberikan pembelajaran kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama, hingga cinta kepada Tuhan. Contohnya adalah permainan Sunda seperti jajangkungan, hatong , celempung, dan kolecer.

Mainan tradisional juga dekat dengan alam dan memberikan kontribusi bagi pengembangan pribadi anak. Permainan tradisional yang bisa dibuat sendiri melatih kreativitas dan tanggung jawab anak.(CHE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar