jam

Kamis, 14 Mei 2009

2009, Buta Aksara Jabar Tuntas

Minggu, 15 Maret 2009 | 19:11 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan tuntas buta aksara di akhir 200 9 ini. Untuk itu, keaksaraan fungsional menjadi salah satu program prioritas dari Dinas Pendidikan Jabar. Selain mendongkrak indeks pembangunan manusia, penuntasan buta aksara diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Wachyudin Zarkasyi dihubungi, Minggu ( 15/3) mengatakan, pihaknya saat ini tengah menghimpun berbagai pihak berkepentingan untuk bersama-sama berkomitmen menuntaskan buta aksara di 2009. "Jadi, ini menjadi semacam gerakan bersama. Berbagai pihak di masyarakat kita libatkan," tuturnya.
Tanpa gerakan bersama ini, buta aksara sulit diberantas. Untuk itu, sebagai upaya kongkrit, Pemprov Jabar saat ini tengah melakukan identifikasi dan penyusunan database yang akurat dan kongkrit tentang buta ak sara. Data itu menyangkut mulai dari nama jelas, umur, tingkat pendidikan, alamat, bahkan kalau perlu disertai foto.
Database mengenai profil penyandang buta aksara ini wajib ditandatangani pejabat desa setempat hingga kepala daerah (bupati atau wali kota). Senin (16/3) ini, kami akan melakukan workshop tentang penyusunan database ini, ucapnya. Pembuatan database ini adalah persoalan yang sangat mendesak dalam upaya penuntasan buta aksara. Selama ini, di Jabar belum ada data yang akurat mengenai profil penderita ini. Sehingga, menyulitkan upaya penuntasannya.
Padahal, selain membebani capaian indeks pembangunan manusia (IPM), kondisi buta huruf ini mengurangi kualitas hidup manusia. "Secara substansial, penuntasan buta huruf bisa mengikis mata rantai kemiskinan. Dengan mampu membaca, mereka pun bisa memiliki akses ke informasi yang berguna banyak bagi hidupnya," tuturnya.
Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal Disdik Provinsi Jabar Edi Mulyadi membenarkan, selama ini muncul kebingungan mengenai jumlah pasti penderita buta aksara di Jabar. Menurut versi laporan daerah ada 326.993 orang tersisa, sementara data dari BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan ada 1,026 juta buta aksara. Selisihnya (bedanya) kan capai tiga kali lipat, ucapnya.
Padahal, untuk program penuntasan buta aksara ini, Pemprov Jabar sampai berani mengucurkan dana besar, yaitu hingga Rp 120 miliar. Untuk itu, khusus saat ini, daerah kami bebaskan dari kewajiban beban dana. Dana diambil alih provinsi dan pusat, masing-masing separuh, ujar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dalam suatu kesempatan. Pada tahun-tahun sebelumnya, pemda (kabupaten/kota) menanggung beban 20 persen.
Menu rut Edi, tahun ini, Pemprov Jabar meningkatkan anggaran bantuan kegiatan keaksaraan fungsional. Dari sebelumnya 3,6 juta menjadi 4,5 juta per kelompok. "Di Jabar diperkirakan ada 30 ribu kelompok kegiatan baik berupa sanggar kegiatan belajar (SKB) ataupun pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM). Khusus program dari pemprov, ada tambahan mata anggaran, yaitu transpor peserta (penderita buta aksara) di 2009 ini," ucap Edi.
Penyelewengan dana
Ketua Laboratorium Pendidikan Luar Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia Uyu Wahyudin mengungkapkan, mengingat besarnya dana yang dianggarkan, persoalan database dan pengawasannya perlu ditangani serius. Jangan asal kucurkan dana. Harus efektif, ucapnya. Berbagai pihak diharapkan ikut mengawasi penggunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar