jam

Minggu, 17 Mei 2009

Menag: Politik Jangan Seret Agama

Jumat, 20 Maret 2009 | 21:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengingatkan agar suhu politik yang memanas pada masa kampanye ini jangan sampai memasuki wilayah agama dan menyeret simbol agama sebagai pembenaran untuk menarik perhatian publik.

Hal ini disampaikan Maftuh kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/3), seusai membuka lokakarya penyusunan pola pemeliharaan kerukunan umat beragama melalui peran kelembagaan Forum Kerukunan Umat Beragama.

"Kerukunan amat esensial yang harus dibangun dan dipelihara secara sadar dan terarah. Hal ini penting agar tidak mudah meleleh karena sengatan panasnya politik dan ekonomi, atau menjadi lapuk karena terpaan badai moral dan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama," ujarnya.

Maftuh menjelaskan, menjelang pemilu, masyarakat beragama sering diombang-ambingkan partai peserta yang menawarkan janji politiknya. Umat beragama sering dibelah-belah atau disekat-sekat untuk berkompetisi menyalurkan aspirasi.

Bahkan, umat beragama semua dilibatkan untuk menghimpun dukungan suara. Tindakan tersebut boleh jadi wajar dan biasa terjadi. Namun, hal itu menjadi tidak wajar jika berakibat memanaskan sentimen keagamaan, sentimen golongan, sentimen keluarga dan tetangga. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus maka yang dapat menjadi korban adalah keharmonisan dan ketentraman umat beragama.

"Di sinilah perlunya peran penyelaras dan mediator dari para pemuka agama terutama yang dimainkan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama, baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, maupun forum sejenis di tingkat kecamatan serta desa," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar