jam

Minggu, 12 April 2009

Madrasah Informal Perlu Digalakkan

Pontianak,- Keberadaan madrasah atau sekolah agama informal di tiap kelurahan perlu digalakkan kembali sebagaimana waktu dulu. Melalui madrasah informal ini, generasi muda bisa dibekali dengan pengetahuan agama yang cukup. Selain itu, madrasah ini juga dapat dijadikan salah satu sentra pembentukan akhlak.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak, H Khairil Anwar Abbas, kemarin di gedung dewan. “Kalau dulu, tiap kampung punya madrasah. Jadi, di pagi hari kita sekolah umum, sore atau malam harinya kita belajar di madrasah, belajar mengaji, shalat dan lain-lain,” katanya yang juga menjabat sebagai Ketua Persaudaraan Muslim Indonesia (PARMUSI) Kota Pontianak itu.

Revitalisasi madrasah informal dinilai semakin urgen mengingat arus degradasi moral yang kian deras di masa globalisasi. Menurut Khairil, mesjid-mesjid atau surau bisa dimanfaatkan untuk menggelar madrasah ini. “Zaman dulu, di malam hari, kita ramai-ramai ke mesjid, diajari sembahyang. Sebaiknya madrasah seperti ini dihidupkan kembali,” ujar Sekretaris Fraksi PPP itu.

Supaya ini bisa terealisasi, ia berharap agar para ustadz, ulama dan tokoh masyarakat bisa memelopori dan menunjukkan pengabdiannya demi kemaslahatan bersama. “Ini memang butuh pengabdian dan keikhlasan dari para ustadz dan ulama yang akan menjadi guru madrasah. Soalnya, sebagaimana waktu dulu, para ulama ini tidak digaji. Warga hanya memberikan sekedarnya untuk balas jasa,” ucapnya.

Peran serta orang tua juga dipandang sangat penting dalam upaya merevitalisasi sekolah agama informal. Orang tua hendaknya dapat mengarahkan anaknya supaya mau mengikuti lembaga pendidikan ini. Dengan demikian, program tersebut bisa berjalan dengan baik. “Saya kira ini suatu langkah efektif untuk mencegah kenakalan remaja dan lain-lain,” kata H Khairil.(rnl)



< Keberadaan madrasah atau sekolah agama informal di tiap kelurahan perlu digalakkan kembali sebagaimana waktu dulu. Melalui madrasah informal ini, generasi muda bisa dibekali dengan pengetahuan agama yang cukup. Selain itu, madrasah ini juga dapat dijadikan salah satu sentra pembentukan akhlak.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak, H Khairil Anwar Abbas, kemarin di gedung dewan. “Kalau dulu, tiap kampung punya madrasah. Jadi, di pagi hari kita sekolah umum, sore atau malam harinya kita belajar di madrasah, belajar mengaji, shalat dan lain-lain,” katanya yang juga menjabat sebagai Ketua Persaudaraan Muslim Indonesia (PARMUSI) Kota Pontianak itu.

Revitalisasi madrasah informal dinilai semakin urgen mengingat arus degradasi moral yang kian deras di masa globalisasi. Menurut Khairil, mesjid-mesjid atau surau bisa dimanfaatkan untuk menggelar madrasah ini. “Zaman dulu, di malam hari, kita ramai-ramai ke mesjid, diajari sembahyang. Sebaiknya madrasah seperti ini dihidupkan kembali,” ujar Sekretaris Fraksi PPP itu.

Supaya ini bisa terealisasi, ia berharap agar para ustadz, ulama dan tokoh masyarakat bisa memelopori dan menunjukkan pengabdiannya demi kemaslahatan bersama. “Ini memang butuh pengabdian dan keikhlasan dari para ustadz dan ulama yang akan menjadi guru madrasah. Soalnya, sebagaimana waktu dulu, para ulama ini tidak digaji. Warga hanya memberikan sekedarnya untuk balas jasa,” ucapnya.

Peran serta orang tua juga dipandang sangat penting dalam upaya merevitalisasi sekolah agama informal. Orang tua hendaknya dapat mengarahkan anaknya supaya mau mengikuti lembaga pendidikan ini. Dengan demikian, program tersebut bisa berjalan dengan baik. “Saya kira ini suatu langkah efektif untuk mencegah kenakalan remaja dan lain-lain,” kata H Khairil.(rnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar