jam

Senin, 16 Maret 2009

Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi Maritim

Ditulis oleh Irwandi Thursday, 08 January 2009Disaat pendidikan tinggi Indonesia menghadapi persoalan relevansi seperti tingginya angka pengangguran kalangan terdidik dari kalangan perguruan tinggi, di sisi lain ada kesempatan yang terbuka lebar untuk bekerja di kapal-kapal asing. Permintaan pelaut dunia hingga 2010 sejumlah 40.000 orang, sementara Indonesia baru bisa mengisi dari peluang itu, 500 orang per tahunnya. Dalam konteks ini pendidikan maritime memiliki posisi yang penting dan strategis untuk melahirkan lulusan yang berkualitas sesuai standar International Maritime Organizations (IMO)
Saat ini, Indonesia telah memiliki banyak perguruan tinggi maritime dengan jurusan Teknika, Nautikanya. Karena problem klasik yang selalu dijadikan alasan bagi peningkatan mutu adalah kualitas praktikum dikaitkan dengan simulator, saat ini juga sudah ada simulator center di Semarang Growth Center (SGC).

Persoalannya adalah apakah dalam konteks menjawab peluang dan tantangan yang ada, permasalahannya hanya sesederhana itu. Perlu ada penyamaan langkah dan strategi dalam pengembangan, pendidikan tinggi maritime dari para stakeholder Pendidikan tinggi maritime mulai dari Perguruan tinggi Maritim sampai INSA (Indonesia Ship Owner Association), KPI (kesatuan Pelaut Indonesia), BKSPMSI (Badan Kerjasama PT Maritim Swasta Indonesia), APPMI (Asosiasi Pendidikan dan pelatihan maritime Indonesia), Departemen Perhubungan dan SGC. Dikti mencoba manfasilitasi bagaimana para pemangku kepentingan ini menganalisa bersama apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan (telah berlangsung 9 Desember 2008 dalam bentuk Workshop).

Direktur Jenderal Pendikan Tinggi, bapak dr. Fasli Jalal, Ph.D dalam sambutannya mengharapkan agar perguruan tinggi Maritim harus jeli memanfaatkan peluang-peluang kerja yang tersedia di kapal-kapal asing. Penerapanan Quality Standar System mutlak harus dilakukan. Bahkan, menurut Dirjen semua pelaut-pelaut harus dipastikan terus mendapatkan pelatihan-pelatihan dan mendapat sertifikat IMO. Dalam pertemuan ini juga hadir sebagai pembicara bapak Indra Priyatna (Direktur Perkapalan dan Kepelautan Dephub), bapak Imam Sadjiono dan Wegig Pratama (Ketua dan Sekretaris BKSPMSI) dan Endang Kusumanti (Direktur SGC &BusSe Consultant).

Peserta melihat dan menyimpulkan beberapa point penting, diantaranya perguruan tinggi maritime memanfaatkan SGC semaksimal mungkin untuk praktikum dan menjawab permasalahan kompetensi laboratorium, perlunya sebuah perpustakaan nasional khusus maritime, perlunya hibah untuk peralatan minimal standar di kampus-kampus sesuai standar MET (Maritime Education and Training) dan perlu pembelajaran bahasa Inggris yang lebih intensif diluar kurikulum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar