jam

Senin, 16 Maret 2009

Mengenal Perguruan Tinggi Inggris Dari ‘Dekat’

Ditulis oleh Irwandi Thursday, 19 February 2009 Siapa yang tidak mengenal British Council, sebuah organisasi internasional dari Inggris yang bergerak di bidang budaya dan edukasi dan memiliki kantor perwakilan di 109 negara di dunia. British Council memberikan pelayanan (termasuk juga beasiswa), koneksi dan informasi terlengkap dan terkini tentang pendidikan tinggi Inggris kepada seluruh negara di mana mereka bekerja.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan British Council mengadakan Widya Tele Wicara (Video Tele Conference) antara Perguruan tinggi Inggris dengan Perguruan tinggi Indonesia. Dilakukan dalam empat sesi dengan topik/bidang dan perguruan tinggi sumber yang berbeda. British council memilih dua perguruan tinggi Inggris berdasarkan kekuatan bidangnya di setiap sesi sebagai nara sumber.
Empat sesi itu adalah Engineering Program, Business and Management program, Education Program, dan Tourism and Hospitality Program. Dua sesi telah berlangsung, yaitu sesi engineering program pada 17/02 dengan University of Southampton dan University of Sheffield sebagai nara sumber dan sesi Business and management Study pada 18/02 dengan narasumber University of Manchester and London Metropolitan University.
Dua sesi selanjutnya adalah Education Program pada 24/2 dengan nara sumber University of Leeds dan University of New Castle. Sesi terakhir, Tourism and Hospitality program pada 25/02 dengan nara sumber Bounemouth University dan Liverpool John Moores University.
Mengingat perbedaan waktu antara dua negara, maka jadwal Widya Tele Wicara ini dilakukan pada setiap jam 15.00-16.00 bertepatan dengan pukul 08.00-09.00 waktu Inggris.
Widya Tele Wicara memberikan kesempatan kepada segenap civitas academica peruguruan tinggi Indonesia mengenal lebih dekat dan berkomunikasi dengan profesor, penanggungjawab program di perguruan tinggi sumber. Mencari secara bersama untuk masa yang akan datang, agenda dan kemungkinan-kemungkinan kerjasama pendidikan tinggi.Bagi Dikti ini adalah kesempatan untuk peningkatan Mutu dan Daya Saing Pendidikan, terutama mutu dosen.
Saat ini dikti, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, telah melakukan berbagai hal untuk memenuhi amanah Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengharuskan kualifikasi akademik minimum dosen adalah lulusan program magister dan lulusan program doktor untuk program pascarjana. Serta amanah lain dari UU RI No. 14 tahun 2005 bahwa dosen juga berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya terus menerus dan mereka berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, mendapatkan akses ke sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Modalitas yang sedang dan telah dilakukan oleh Dikti adalah mengembangkan program beasiswa untuk studi S2/S3 dalam dan luar negeri dengan skema BPPS, sandwich program, Program Academic Recharging (PAR), dan program aliansi. Dengan perguruan tinggi Inggris melalui British Council bisa dibangun berbagai kerjasama terkait dengan beasiswa luar negeri, Sandwich program, PAR dan lain sebagainya. Semoga bisa dimanfaatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar